Keamanan digital merupakan salah satu isu yang paling banyak diperbincangkan oleh penggiat teknologi saat ini. Bagaimana tidak, akibat dari tindak kejahatan yang memanfaatkan celah keamanan digital ini telah banyak menimbulkan kerugian dengan nilai yang luar biasa. Tidak hanya menyerang perseorangan, nyatanya resiko pembobolan keamanan digital juga semakin banyak menargetkan korporasi besar di seluruh dunia.
Hal ini lantas memunculkan banyak gerakan dari para peneliti maupun ahli teknologi untuk semakin mengembangkan tembok penghalang yang lebih kokoh dari beragam serangan keamanan digital. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh tim dari perusahaan, Kaspersky lab. Perusahaan yang bergerak di bidang software #anti virus serta keamanan digital tersebut baru-baru ini merilis sebuah data yang mengungkapkan tentang aksi #hacking atau peretasan dari kelompok bernama Lazarus.
Kelompok yang diduga telah menjalankan operasi sejak beberapa tahun lalu itu telah banyak memakan korban utamanya perusahaan di bidang keuangan, informasi bahkan hingga Bidang keamanan negara. Yang cukup menyita perhatian yakni, kabarnya kelompok hacker Lazarus juga tengah menargetkan Indonesia sebagai lokasi yang akan ” diobrak-abrik” selanjutnya. Penasaran lebih dalam tentang kelompok hacker Lazarus? Berikut ulasan lengkapnya.
Aksi Hacking yang Telah Dilakukan Hacker Lazarus
Disampaikan langsung oleh Senior Security Researcher Kaspersky Lab, Juan Guerrero, pihaknya melalui sebuah program bernama operasi Blockbuster tengah mengembangkan penelitian terkait dengan aksi hacking yang dilakukan oleh kelompok Lazarus. Hal ini dirasa sangat penting karena kelompok ini telah mulai menunjukkan ancaman yang serius, tidak hanya di negara tertentu saja namun telah menyebar hingga ke seluruh dunia.
Pengamatan ini sendiri dilakukan dengan data pertama ketika kelompok Lazarus mengadakan penyerangan terhadap perusahaan Sony Pictures beberapa tahun yang lalu. Selepas itu, angka dari tindak hacking yang disinyalir didalangi oleh kelompok Lazarus terus meningkat mulai tahun 2010.
Selain menyerang perusahaan yang bergerak di bidang entertainment, Sony Picture, kelompok Lazarus sebelumnya juga sempat mencuat dengan aksi serangan berjuluk DarkSeoul yang memakan korban perusahaan perbankan serta sistem kemiliteran Korea Selatan. Bisa dibayangkan, kapasitas serta kemampuan dari kelompok ini tentu tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya melihat dari pola serangan dan juga target yang diincar, kelompok ini nampak sangat profesional dan rapi dalam menjalankan aksinya.
Menggunakan Sistem Serangan Malware
Sudah menjadi rahasia umum bahwa salah satu bentuk serangan yang paling “mematikan” dalam era teknologi digital saat ini yakni melalui infeksi malware. Selain dinilai efektif untuk memasuki celah tembok keamanan digital, malware juga memiliki daya rusak yang luar biasa.
Tim dari Kaspersky lab, juga telah meneliti tentang pola penyerangan yang biasa dilakukan oleh kelompok Lazarus. Mereka lebih banyak diketahui menggunakan malware sebagai ujung tombak serangan. Selain itu juga diketahui mayoritas aksi hacking yang dilakukan oleh Lazarus dikerjakan selama jam kerja zona waktu GMT+8 hingga GMT+9. Beberapa informasi ini tentunya sangat penting dalam penyidikan serta penanggulangan aksi hacking selanjutnya.
Selain untuk tindakan preventif, beberapa data yang telah dikumpulkan oleh tim Kaspersky lab juga dapat dianalisis sebagai bahan untuk memprediksi kemungkinan serangan berikutnya.
Indonesia Jadi Target Operasi Lazarus?
Untuk mengembangkan penyelidikan serta pengumpulan data, pihak Kaspersky Lab juga membentuk sebuah tim khusus yang diberi nama Global Research and Analysis Team (GReAT). Tim ini nantinya ditugaskan untuk menyelidiki sampel malware Desstover yang digunakan oleh kelompok Lazarus saat menjalankan aksinya.
Dari situ GReAT menemukan beberapa fakta mencengangkan lain seperti adanya kemungkinan aksi spionase digital untuk menyerang beberapa lembaga dalam bidang keuangan, media serta manufaktur yang ada di beberapa negara di dunia. Terkait dengan negara mana yang kemungkinan dijadikan target operasi, GReAT mengungkap Indonesia menjadi salah satu dari daftar tersebut. Selain Indonesia ada beberapa negara lain seperti Malaysia, Vietnam, Taiwan, India, Korea, China, Turki, Amerika Serikat, Saudi Arabia serta Korea Selatan yang telah menjadi korban sebelumnya. semoga bermanfaat.
sebagai pembaca yang baik KLIK iklan di artikel ini, Terima kasih.
Artikel Lainnya :
sumber: ( kogamaker.blogspot.com )
sebagai pembaca yang baik KLIK iklan di artikel ini, Terima kasih.
Artikel Lainnya :
sumber: ( kogamaker.blogspot.com )