Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan

Lawan Lorenzo di Valencia, Rossi Minta Balapan yang Adil

November 04, 2015 0

VALENCIA - Sadar posisinya di Grand Prix Valencia bakal sulit akibat hukuman penalti, Valentino Rossi berharap Pengadilan Arbitrase Olah Raga (CAS) bisa mengabulkan gugatannya. Ia berharap bisa bersaing dengan Lorenzo secara adil yakni mendapat start dari posisi yang sama dengan rekan satu timnya tersebut.

Saat ini Rossi sedang dijatuhi hukuman oleh Race Direction MotoGP setelah dianggap sengaja menjatuhkan Marc Marquez di Grand Prix Malaysia. Akibatnya, pembalap Movistar Yamaha itu mesti start dari posisi terbuncit di Grand Prix Valencia, 8 November mendatang.

Kini, Rossi sedang mengajukan banding kepada CAS setelah bandingnya kepada FIM ditolak. Tak mau hukuman membuatnya sulit bersaing dengan Lorenzo, The Doctor berharap bisa mendapat keringanan.

"Saya masih menunggu keputusan CAS, tapi saya harap bisa mendapatkan hadiah dengan memulai start dari posisi yang sama dengan Lorenzo," ucapnya dilansir Marca, Kamis (5/11/2015).

Banding hukuman Rossi bakal diputuskan pada Jumat (6/11/2015) waktu setempat. Dalam upaya tersebut, Lorenzo memohon intervensi kepada CAS atas banding rekannya yang kemudian langsung ditolak.


Yang Dilakukan Marquez Tidak Adil

November 01, 2015 0

MORMES LES MIMOSAS – Rider Tech3 Yamaha, Pol Espargaro, menyebut penyerangan yang dilakukan Marc Marquez terhadap Rossi merupakan hal yang “tidak adil”. Di Sepang, dua pembalap tersebut terlibat insiden yang cukup memberikan kerugian bagi keduanya.
Pol menyebutkan, Marquez dan Rossi sebelumnya sudah terlibat adu argumen yang dilanjutkan di lintasan balap. Beberapa pihak menyatakan The Baby Alien melakukan intervensi kepada The Doctor yang menyebabkan emosinya memuncak.
Alhasil, Rossi pun melakukan hal yang cukup tercela (menenang Marquez) sehingga rider dengan nomor balap 93 itu harus mengakhiri balapan di lap tujuh. Atas insiden tersebut, Rossi pun akhirnya diberikan penalti empat poin (start dari posisi belakang) saat mengaspal di Valencia 8 November 2015.
“Saya bisa memahami frustrasi Rossi karena terganggu Marquez. Tapi satu yang tidak bisa diterima, Rossi sengaja mengangkat kaki dan menyentuh motor Marquez,” ujar pembalap 24 tahun itu, seperti dilansir Speedweek, Senin (2/11/2015).
“Di sisi lain, apa yang ditampilkan Marquez tidak adil. Dia bermain dengan kesempatan gelar juara dunia Rossi. Tapi saya cukup terkejut, bahwa pembalap yang sudah berpengalaman seperti Rossi bereaksi seperti itu,” tutupnya.

Marquez Pembalap Tak Terduga

November 01, 2015 0

BOLOGNA – Pembalap Ducati, Andrea Iannone, sebelumnya enggan mengungkapkan siapa yang benar di antara Marc Marquez dan Valentino Rossi di insiden GP Malaysia. Meski begitu, Iannone mengakui Marquez memang selalu punya cara sendiri saat membalap.
Rossi menuduh Marquez bekerja sama dengan Jorge Lorenzo setelah menunjukkan cara membalap yang “aneh” di GP Australia. Saat itu, The Baby Alien dinilai sengaja melambatkan lajunya untuk mengganggu Rossi, sebelum akhirnya tancap gas untuk memenangkan lap terakhir dari Lorenzo.
Saat ditanya tentang hal yang dianggap sebagai awal mula panasnya hubungan Rossi-Marquez itu, Iannone mengaku sulit memberikan opininya. Meski demikian, pembalap 25 tahun mengakui Marquez sebagai pembalap yang tak terduga.
“Sulit untuk memberikan suatu opini. Di dalam lomba, banyak faktor yang bekerja sama. Tidak mudah memang bertarung melawan Marquez. Dia selalu memiliki caranya sendiri,” ujar Iannone, seperti dimuat Speedweek, Senin (2/11/2015).
Pembalap berjuluk The Maniac Joe itu juga tidak tahu apakah keberhasilan Marquez yang tiba-tiba menyalip Lorenzo untuk memenangkan GP Australia saat itu terjadi karena kekuatan yang dimiliki motor Honda. Ia rasa, hal itu bisa saja benar mau pun salah.
“Sayangnya saya tidak membalap untuk Honda. Jadi, saya tidak bisa menilai kecepatannya,” terang pembalap berpaspor Italia itu.

Manajer Marquez Kutuk Insiden Penyerangan Dua Wartawan Italia

November 01, 2015 0

CERVERA - Emilio Alzamora mengutuk tindak kekerasan yang dilakukan dua wartawan asal Italia terhadap Marc Marquez di kediaman orang tuanya di Cervera, Spanyol. Menurut sang manajer, penyerangan itu dilakukan atas reaksi yang terjadi di GP Malaysia.

Alzamora menegaskan peristiwa pengeroyokan ini jauh dari batas olahraga dan ini seharusnya tidak terjadi. Yang penting sekarang adalah Marquez tidak mengalami cedera serius dan ia dipastikan bakal tampil di seri terakhir yang berlangsung di GP Valencia, 8 November mendatang.

"Anda semua sudah mengetahui peristiwa yang dialami Marc di rumah orang tuanya. Ini jelas sudah melampaui batas-batas olahraga dan hal seperti ini seharusnya tidak pernah terjadi. Tentu saja kami akan mengambil tindakan hukum. Tapi yang terpenting sekarang adalah bahwa Marc, ok. Seperti biasa dia bakal mempersiapkan balapan berikutnya dan sejauh ini ia sudah banyak melatih kemampuan balapnya dan memiliki rutinitas yang normal," kata Alzamora seperti dikutip Speedweek, Minggu (1/11/2015).

Mengingat insiden ini, Alzamora meminta kepada semua pihak untuk menghormati kehidupan pribadi pembalap dan keluarganya. Karena ia layak untuk dihormati.

"Situasi ini jauh dari normal dan kami ingin memastikan bahwa Marc dapat mempersiapkan diri untuk grand prix terakhir dan melanjutkan kehidupan secara normal. Marc dan keluarganya layak untuk dihormati, "tukas Alzamora.

Ini jauh berbanding terbalik dengan pernyataan pihak Le Lene. Salah satu program yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi di Italia menjelaskan kronologi kejadian tersebut. Alessando Onis dan Stefano Corti diperintah untuk menyerahkan trofi "Cup of Shit" kepada Marquez.

Ini salah satu penghargaan khusus yang diciptakan untuk merayakan apa yang terjadi di Sepang, selama insiden senggolan dengan Valentino Rossi. Sayang, kedatangan Onis dan Corti justru memicu perseteruan dan mengakibatkan perkelahian. Bahkan kamera video yang dibawa mengalami kerusakan parah. Akibat peristiwa ini, Onis dan Corti berada di salah satu rumah sakit di Spanyol untuk menjalani perawatan akibat luka yang dideritanya tersebut.


Pengamat MotoGP Klaim Honda dan Ducati Enggak Cocok buat Lorenzo

November 01, 2015 0

MALLORCA - Rumor pemecatan Jorge Lorenzo dari tim Movistar Yamaha sempat berhembus kencang. Sikap X-Fuera yang tak membela Rossi terkait insiden dengan Marc Marquez di Grand Prix Malaysia menjadi salah satu alasan.

Alasan Lorenzo tak membela Rossi karena dia adalah salah satu kandidat juara di musim ini. Pembalap berkebangsaan Spanyol itu selisih tujuh poin dari rekan setimnya yang juga pimpinan klasemen sementara. Tapi di balik rivalitas duo joki tim Garpu Tala ada hal menarik, yakni tentang masa depan mereka di ajang kuda besi MotoGP.

Kontrak Lorenzo dan Rossi akan berakhir pada musim depan. Artinya, ini akan menjadi topik menarik usai balapan seri terakhir di GP Valencia, 8 November mendatang. Apalagi sempat beredar isu bahwa pemilik nomor 99 itu siap bergabung dengan kompatriot Repsol Honda atau Ducati jika ia benar-benar dipecat.

Menanggapi susunan pembalap kuda besi pada tahun depan, pengamat MotoGP Carlo Pernat secara tegas mengatakan bahwa situasi ini diprediksi bakal panas dan Dorna harus mengambil kontrol atau setidaknya menemukan solusi terkait permasalahan ini. Sebab karier Dani Pedrosa, Andrea Iannone, dan Andrea Dovizioso ikut terseret.

Pernat menambahkan tidak mungkin Honda berani menduetkan Lorenzo dan Marquez, karena keduanya sangat berambisi merebut gelar juara dunia dan itu justru bakal menyebabkan perpecahan. Pertimbangan matang pun akan dilakukan tim asal Italia, ketika masa depan runner up 2013 ditentukan pada Mei mendatang.

"Iannone memiliki kontrak dengan Ducati hingga 2016 mendatang, sama seperti Lorenzo dengan Yamaha. Tapi sekali lgi, karakter yang kuat dari kedua pembalap tidak mungkin untuk menjadi rekan setim. Sama halnya dengan Honda, membentuk tim Lorenzo dan Marquez pasti akan menyebabkan friksi," demikian analisa Pernat seperti dkutip Motorsport, Minggu (1/11/2015).

Lebih lanjut, manajer Iannone berkata: "Di balik semua kekacauan ini ada beberapa perkembangan jelas bisa terjadi. Dan jika itu terjadi, Dorna pelu mengambil sikap atau terlibat dalam situasi ini. Karena tidak mungkin untuk memutus kontrak pembalap, karena konsekuensi keuangan yang serius. Meskipun pembalap bisa memutuskan untuk berpindah tim, tapi yang jelas setiap ada perubahan Dorna perlu mengetahui."

Solusi lain mungkin akan dilakukan jika tim Yamaha membarui kontrak Rossi dan Lorenzo. Mereka bisa bekerja untuk membagi dua tim, yakni The Doctor dengan timnya sendiri dan Lorenzo bermitra bersama pembalap lain.

"Beberapa skenario kemungkinan sudah dipersiapkan. Tapi saya pikir beberapa kontrak dapat diubah bahkan jika Mereka Sudah ditandatangani. Kita tunggu saja perkembangan apa yang terjadi setelah musim ini berakhir dan apa yang bisa dilakukan," tutup Pernat.

source: http://sports.sindonews.com/read/1057937/49/pengamat-motogp-klaim-honda-dan-ducati-enggak-cocok-buat-lorenzo-1446367950

Buat Pernyataan Bohong, Le Lene Ancam Siarkan Gaya Preman Marquez

Oktober 31, 2015 0

CERVERA - Program acara di salah satu Stasiun TV asal Italia, Le lene menyatakan apa yang dikatakan pihak Marc Marquez bahwa dua wartawan mereka melakukan pengeroyokan di kediaman orang tua joki Repsol Honda di Cervera, Spanyol, adalah fitnah. Bahkan mereka mengancam akan membawa kasus ini ke jalur hukum.

"Marc tidak dipermalukan atau dihina. Dan, anggota keluarganya tidak mendapatkan perlakuan kasar (didorong) dari wartawan kami. Jadi apa yang ramai dibicarakan selama ini adalah fitnah, karena wartawan kami tidak melakukan penyerangan," demikian pernyataan resmi seperti dikutip Corriere, Minggu (1/11/2015).


Le lene menjelaskan kronologi kejadian tersebut. Alessando Onis dan Stefano Corti diperintah untuk menyerahkan trofi "Cup of Shit" kepada Marquez. Ini salah satu penghargaan khusus yang diciptakan untuk merayakan apa yang terjadi di Sepang, selama insiden senggolan dengan Valentino Rossi.

Sayang, kedatangan Onis dan Corti justru memicu perseteruan dan mengakibatkan perkelahian. Bahkan kamera video yang dibawa mengalami kerusakan parah. Akibat peristiwa ini, Onis dan Corti berada di salah satu rumah sakit di Spanyol untuk menjalani perawatan akibat luka yang dideritanya tersebut.

"Ketika kami mencoba untuk memberikan trofi kepada Marquez, kami malah diserang dan perkelahian pecah. Kamera rusak dan kaset sempat mau diambil keluarga Marc," tambah Le lene, usai mendengarkan pernyataan dua wartawan mereka.

Beberapa bahan yang mendokumentasikan cara mereka (keluarga Marquez) melakukan hal-hal yang tidak benar telah disimpan. Dan, Le lene akan menyiarkannya pada Senin (2/11/2015) waktu setempat.



Dikeroyok Wartawan, Marquez Tempuh Jalur Hukum

Oktober 31, 2015 0

CERVERA - Marc Marquez secara resmi telah mengajukan kasus pengeroyokan dua wartawan asal Italia ke jalur hukum. Itu sebagaimana disampaikan manajeman joki Repsol Honda.

"Sekelompok orang muncul di rumah Marc dan berteriak sambil melontarkan perkataan menghina dengan membuat tindakan konyol serta memalukan terhadap korban (Marc ) sambil mendorong serta menyerang anggota keluarga terdekatnya. Mengingat keseriusan kasus ini, kami mengutuk dan akan mengambil proses pidana terhadap oknum wartawan tersebut," demikian pernyataan manajemen Marquez seperti dikutip MCN, Minggu (1/11/2015).

Sekadar informasi, insiden menegangkan terjadi di kediaman orang tua Marquez. Pembalap yang tengah berada dalam pusat perhatian dunia pasca senggolan Valentino Rossi di GP Malaysia itu mengalami penyerangan oleh sekelompok wartawan Italia usai menolak diwawancarai.

Marquez mendapat serangan usai menghabiskan waktunya bermain motorcross bersama ayah dan saudaranya, Julia. Saat hendak masuk ke rumah, mereka dicegat dua wartawan Italia, Alessando Onis dan Stefano Corti yang diketahui adalah jurnalis program kontroversial di Negeri Pizza, Le lene (The Hyenas). Berdasarkan keterangan saksi mata, Onis dan Corti langsung melempari area parkir pembalap berusia 22 tahun itu dengan botol bir dan melemparkan trofi berbentuk kemaluan raksasa.

Hal tersebut membuat Marquez sempat ditahan dua jurnalis dengan perlakuan tidak menyenangkan. Marca menyebut Marquez dicekik sebelum akhirnya bisa masuk ke dalam rumah dengan aman. Selanjutnya, keluarga Marquez melapor kepada polisi yang kemudian bergerak cepat mengamankan dua jurnalis tersebut.

Di tempat terpisah, Le lene membantah perihal kabar pengeroyokan tersebut. Dalam keterangannya di akun jejaring media sosial Facebook, mereka mengatakan bahwa sebenarnya dua wartawan diperintah untuk mewawancarai Marquez. Namun pembalap justru merusak kamera dan mengambil kaset.

"Kami tiba di sekitar rumah orang tua pembalap di mana kami berencana untuk mewawancarai Marc Marquez, ayahnya, saudara, dan temannya. Ketika kami mencoba untuk mengajukan permintaan wawancara, kami malah diserang dan perkelahian pun tak terelakan. Akibatnya, kamera kami rusak dan mereka mencoba untuk mengambil kaset video," demikian bantahan Le lene.

Jadi Target Penyerangan, Ini Pernyataan Marquez

Oktober 31, 2015 0

CERVERA - Pihak Marc Marquez memberikan pernyataan terkait insiden penyerangan yang dilakukan di rumahnya. Pembalap MotoGP dari tim Repsol Honda menyebut tindakan tersebut sangat memalukan dan berharap kasus tersebut bisa ditindaklanjuti.

"Kemarin kami mengalami nasib yang kurang beruntung di Cervera. Sekelompok orang mendatangi rumah kami dan melontarkan hinaan yang sangat konyol dan memalukan kepada pembalap, bahkan sampai melakukan penyerangan pada kerabatnya. Mengingat itu tindakan serius, kasus tersebut telah dilaporkan dan telah dilanjutkan ke proses pidana pada pelaku," beber pernyataannya dilansir Marca, Sabtu (31/10/2015).

Sebelumnya diberitakan Marquez dan keluarganya diserang sekelompok orang yang diketahui adalah jurnalis Italia, Alessando Onis dan Stefano Corti. Keduanya adalah jurnalis program kontroversial Italia La lene (The Hyenas).

Mereka disebut hendak mewawancara pembalap berusia 22 tahun itu yang kemudian tak ditanggapi. Merasa kesal, mereka melemparkan botol bir dan sempat melakukan kontak fisik kepada Marquez.

Tak butuh waktu lama, pihak keamanan yang dihubungi keluarga Marquez langsung menangkap Onis dan Corti. Namun dalam pembelaannya, mereka mengaku kesal sebab kameranya telah dirusak.

Insiden tersebut banyak dikaitkan dengan perseteruan Marquez dan pembalap asal Italia Valentino Rossi di Grand Prix Malaysia. Pasalnya, Rossi kini mendapat hukuman penalti untuk berlaga Valencia setelah dianggap menendang Marquez hingga jatuh.


Tak Ada yang Boleh Larang Marquez Provokasi Rossi

Oktober 31, 2015 0

SEPANG - Insiden yang melibatkan Marc marquez dan Valentino Rossi di Sirkuit Sepang, Melaysia memang menyita perhatian banyak kalangan. Berbagai komentar bahkan hingga kini terus berseliweran di berbagai media, baik dalam bentuk dukungan maupun kritikan.

Rossi yang dinyatakan bersalah setelah dianggap dengan sengaja menjatuhkan Marquez di Sepang, terpaksa harus memulai balapan di posisi paling belakang pada grand prix Valencia. Kondisi ini jelas membuat Rossi nyaris kehilangan kesempatan untuk merebut gelar juara dunia MotoGP kedelapannya. Padahal, Rossi saat ini berada di puncak klasemen sementara dengan selisih tujuh poin dari Jorge Lorenzo yang ada di posisi kedua.

Hal tersebut kemudian memancing kritikan dari sejumlah kalangan. Pihak penyelenggara dianggap telah bertindak arogan dengan tidak menjatuhkan sanksi kepada Marc Marquez. Padahal, banyak kalangan yang menyatakan kalau dalam tayangan lambat, Marquez terlihat melakukan provokasi yang memaksa Rossi untuk kemudian mengangkat kaki demi menyelamatkan diri.

Namun hal tersebut justru dibantah oleh pembalap Yamaha, Bradley Smith. Smith yang tergabung bersama tim Tech 3, menganggap kalau apa yang dilakukan Marquez sama sekali tidak bisa disalahkan.

''Marquez bebas melakukan apa saja terhadap Rossi. Kami ada 24 pembalap di satu jalur balap, dan kami diizinkan melakukan apapun yang kami mau,'' ungkap Smith seperti dilansir Cycle World.

Menurutnya, tujuan utama para pembalap saat berada di arena adalah untuk bisa berdiri di podium utama. Untuk itu, semua pembalap berhak untuk menghalalkan segala cara demi merebut podium pertama. ''Disini kami sebisa mungkin melakukan yang terbaik (untuk menang),'' pungkasnya.

source: http://sports.sindonews.com/read/1057811/49/tak-ada-yang-boleh-larang-marquez-provokasi-rossi-1446294824

source: http://sports.sindonews.com/read/1057811/49/tak-ada-yang-boleh-larang-marquez-provokasi-rossi-1446294824

Perangkap Marquez Sukses Jungkalkan Valentino Rossi

Oktober 31, 2015 0

VALENCIA - Memulai start dari posisi terakhir pada grand prix Valencia, tentunya akan semakin menyulitkan Rossi menggondol gelar juara dunia MotoGP kedelapannya. Padahal, Rossi yang meminpin klasemen dengan selisih tujuh poin dari Jorge Lorenzo, sebelumnya hampr dipastikan akan mengangkat trofi juara dunia MotoGP kedelapannya di Valencia.

Namun seri grand prix di Sepang, Malaysia mengacaukan semuanya. Kini Rossi yang harus mulai dari posisi paling belakang, harus berjuang keras untuk bisa menempel Lorenzo sedekat mungkin sebelum menyentuh garis finis guna menjaga kemungkinan kembali keluar sebagai juara dunia.

Menurut Andrea Dovizio, Marquez jelas memiliki andil besar dalam kondisi Rossi saat ini. Karena bila bukan berkat perangkap yang disiapkannya, Rossi tak mungkin harus bersusah payah berjuang merebut gelar juara dunia di GP Valencia.

''Marquez memacu motornya untuk mengejar podium, tapi ia juga bertujuan mengganggu Rossi. Tapi kemudian Rossi bereaksi berlebihan dan tentu saja itu bukan hal yang ingin kami lihat,'' ungkap Dovizioso seperti dilansir Cycle World.

''Saya yakin Marquez memang sengaja memprovokasinya (Rossi). Dan sayangnya, Rossi jatuh ke dalam perangkap tersebut,'' sambung sang pembalap Ducati tersebut.


Jika Rossi Dihukum, Marquez Harusnya Juga!

Oktober 31, 2015 0

WASHINGTON - Dukungan untuk Valentino Rossi terus mengalir dari pejabat Italia. Setelah Perdana Menteri Matteo Renzi menelponnya, kini pembelaan untuk The Doctor terkait insidennya dengan Marc Marquez datang dari Luca di Montezemolo.

Seperti diketahui, Rossi dan Marquez terlibat insiden di Grand Prix MotoGP Malaysia. Keduanya terlibat benturan di Sirkuit Internasional Sepang di mana Rossi akhirnya dijatuhi hukuman pengurangan poin.

Mantan bos tim balap Ferrari pun menganggap hukuman untuk Rossi adalah kesalahan besar. Pasalnya, aksi Marquez yang membuat pembalap Movistar Yamaha tersulut emosi sejatinya juga melanggar etika balapan.

"Saya melihat kesalahan besar Marquez tidak dihukum. Mengapa dia sengaja menghalangi pembalap lain yang belum pernah terjadi sebelumnya dan membuat timbul niatan untuk kembali menghalaginya," tegas Di Montezemolo yang kini sedang mewakili Italia bersaing jadi tuan rumah Olimpiade 2024 di Washington, Amerika Serikat.

"Saya pernah bersama (Michael) Schumacher dan (Jacques) Villeneuve pada musim 1997 lalu dan saya memahami reaksinya. Jika mereka memutuskan menghukum Rossi, Marquez juga harusnya dihukum," tambahnya sebagaimana dilansir Gazetta dello Sport, Sabtu (31/10/2015).

Buntut insiden Rossi vs Marquez memang kian memanas. Terakhir, rumah pembalap Spanyol digeruduk jurnalis Italia yang disebut imbas dari duel kemarin.


Ogah Diliput, Marquez Ribut dengan Wartawan Italia

Oktober 31, 2015 0

CERVERA - Insiden menegangkan terjadi di kediaman Marc Marquez di Cervera, Catalan. Pembalap MotoGP dari tim Repsol Honda itu mengalami penyerangan oleh sekelompok wartawan Italia usai menolak diwawancarai.

Marca, Sabtu (31/10/2015) melaporkan, Marquez mendapat serangan usai menghabiskan waktunya bermain motorcross bersama ayah dan saudaranya, Julia. Saat hendak masuk ke rumah, mereka dicegat dua wartawan Italia, Alessando Onis dan Stefano Corti yang diketahui adalah jurnalis program kontroversial di Negeri Pizza, Le lene (The Hyenas).

Marquez diberitakan enggan meladeni mereka sehingga membuat dua wartawan itu kesal. Berdasarkan keterangan saksi mata, Onis dan Corti langsung melempari area parkir pembalap berusia 22 tahun itu dengan botol bir dan melemparkan trofi berbentuk kemaluan raksasa.

Hal tersebut membuat Marquez sempat ditahan dua jurnalis dengan perlakuan tidak menyenangkan. Marca menyebut Marquez dicekik sebelum akhirnya bisa masuk ke dalam rumah dengan aman. Selanjutnya, keluarga Marquez melapor kepada polisi yang kemudian bergerak cepat mengamankan dua jurnalis tersebut. Dalam keterangannya, Onis dan Corti juga protes sebab kamera mereka dirusak oleh The Baby Alien.

"Kami ke rumah orang tuanya dan kami bertemu Marc, ayahnya, adik serta temannya. Tetapi ketika kami ingin memberikan trofi, kami diserang dan rugi sebab kamera kami dirusak dan diambil memory card-nya," demikian rilis dua wartawan tersebut.

Banyak diduga, kasus ini adalah buntut perseteruan Marquez dengan Valentino Rossi yang terjadi di Grand Prix Malaysia kemarin. Saat itu, Rossi mendapat hukuman penalti akibat diduga sengaja menendang Marquez yang membuatnya kian sulit meraih gelar juara dunia musim ini.


Tempuh Jalur Banding, Nasib Rossi Ditentukan 6 November 2015

Oktober 31, 2015 0

SEPANG - Berbagai cara terus dilakukan Valentino Rossi agar terbebas dari hukuman yang kini membelitnya. Rossi yang dianggap bersalah atas kecelakaan Marc Marquez di Sirkuit Sepang Malaysia 25 Oktober 2015 lalu, kini menempuh jalur banding ke Pengadilan Arbritase Olahraga (CAS).

Laporan banding tersebut sudah diterima Federasi balap motor dunia (FIM) dan mereka bakal mempertimbangkan segala tuntutan yang dilayangkan Rossi. FIM akan memutuskan nasib pembalap Movistar Yamaha tersebut pada 6 November 2015.

"Pembalap asal Italia, Valentino Rossi telah mengajukan banding ke Pengadilan Arbritase Olahraga (CAS) atas keputusan FIM yang mengenai hukuman penalti tiga poin atas insiden yang melibatkan pembalap lain saat lomba digelar di Malaysia, 25 Oktober 2015 lalu. FIM Race Direction menyatakan bahwa tuan Rossi sengaja memaksa pembalap lain untuk keluar lintasan sehingga terjadi kontak fisik dan menyebabkan saingannya kecelakaan dan gagal menuntasakan balapan," bunyi pernyataan FIM yang dikutip dari Crash.

"Tuan Rossi kini berusaha membatalkan atau mengurangi hukuman yang diterimanya. Dia telah mengajukan permohonan agar tidak kehilangan tempat di baris terdepan saat seri terakhir digelar di Valencia pada 6-8 November 2015. Saat ini prosedur abritase sedang berlangsung. Pengumuman final soal banding tuan Rossi akan disiarkan paling lambat 6 November 2015," lanjut pernyataan tersebut.

Sekadar mengingatkan, Rossi dikenai hukuman yang akan berlaku pada seri terakhir di Sirkuit Valencia. Pembalap berjuluk The Doctor itu harus memulai lomba dari posisi paling belakang sehingga mengecilkan peluangnya untuk merebut gelar juara dunia tahun ini.



Jejak Rivalitas Rossi-Lorenzo di Valencia

Oktober 31, 2015 0

VALENCIA - Balapan di GP Valencia 2015 akhir pekan depan merupakan klimaks dari kejuaraan dunia MotoGP tahun ini. Bisa dipastikan, gelar juara dunia tahun ini akan jatuh diantara dua pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi atau Jorge Lorenzo.

Mendekati balapan penutup musim ini, kedua pembalap tersebut terlibat sebuah drama yang bakal sulit di lupakan. Rossi menuduh Lorenzo bekerja sama dengan Marquez untuk menjegalnya, sementara Rossi harus menerima hukuman dengan start di posisi buncit usai insiden yang menyebabkan Marquez terjatuh di Sirkuit Sepang.

Di atas kertas, Rossi yang tidak pernah melepas posisi pertama di klasemen sebetulnya lebih diunggulkan menang di GP Valencia. Tapi dinamika balapan yang terjadi di penghujung musim, bisa saja mengubah prediksi orang banyak.

Dengan selisih tujuh poin diantara kedua pembalap, apa pun mungkin terjadi di GP Valencia yang berlangsung 6-8 November 2015 mendatang. Namun jika sedikit mengesampingkan faktor psikologis kedua pembalap musim ini, tidak ada salahnya mengintip kiprah keduanya saat turun di GP Valencia.

Dalam 10 tahun terakhir, Rossi memegang pengalaman lebih di GP Valencia khususnya di kelas MotoGP. Lorenzo baru turun di kelas MotoGP pada 2008. Lorenzo memenangkan dua gelar di Valencia (2013 dan 2010) sementara Rossi belum memengkan GP Valencia dalam 10 tahun terakhir.


Valentino Rossi
------------ MotoGP --------------
2014 : Finis ke-2
2013 : Finis ke-4
2012 : Finis ke-10
2011 : Gagal finis
2010 : Finis ke-3
2009 : Finis ke-2
2008 : Finis ke-3
2007 : Gagal finis
2006 : Finis ke-13
2005 : Finis ke-3
2004 : Finis ke-1
2003 : Finis ke-1
2002 : Finis ke-2
---------- 500cc ----------------
2001 : Finis ke-11
2000 : Gagal finis
---------- 250cc ----------------
1999 : Finis ke-8


Jorge Lorenzo
------------ MotoGP --------------
2014 : Gagal finis
2013 : Finis ke-1
2012 : Gagal finis
2011 : Gagal finis
2010 : Finis ke-1
2009 : Finis ke-3
2008 : Finis ke-8
------------- 250cc ---------------
2007 : Finis ke-7
2006 : Finis ke-4
2005 : Finis ke-2
2004 : Gagal finis
2003 : Finis ke-11
2002 : Finis ke-22


Kunci Sukses The Little Spaniard

Oktober 30, 2015 0

SELANGOR – Daniel Pedrosa membeberkan kunci suksesnya mampu tampil luar biasa dalam beberapa seri terakhri MotoGP musim 2015. Rider asal Spanyol tersebut itu mengatakan bahwa kemampuannya melupakan trauma cedera menjadi salah satu faktor utamanya.
Seperti diketahui, Pedrosa memang memulai MotoGP 2015 dengan hasil yang kurang maksimal. Sempat finis posisi keenam pada seri pembuka, pemilik julukan The Little Spaniard itu harus menerima kenyataan melewati tiga seri selanjutnya lantaran cedera bahunya kumat.
Namun setelah kembali pulih dari cederanya tersebut, performa Pedrosa juga kunjung membaik. Baru pada tiga seri terakhir ia mampu tampil impresif dengan meraih podium teratas saat balapan berlangsung di Sirkuit Suzuka dan Philip Island. Melihat hal itu lantas dikomentari oleh Pedrosa.
“Saya harus melewati musim dengan kondisi fisik yang kurang fit, dan harus melewati balapan di tiga seri. Namun, Anda tak bisa terus-terusan untuk melarikan diri dari masalah itu. Anda harus menghadapinya,” ucap Pedrosa, seperti dikutip La Gezzeta dello Sport, Sabtu (31/10/2015).
“Selain itu, menyerah takkan pernah berada dalam benak saya. Saya tak ingin menyerah di atas lintasan, maka saya juga takkan menyerah dengan kondisi fisik saya. Itulah cara saya melewati masa-masa itu dan tampil baik di bebebrapa balapan terakhri,” rider berusia 30 tahun itu.

Pedrosa Sempat Berniat Tinggalkan Honda

Oktober 30, 2015 0

SELANGOR – Daniel Pedrosa mengakui sempat bernegosiasi untuk tampil bersama tim KTM di MotoGP musim 2016. Namun, pembalap berusia 30 tahun memilih untuk tetap bertahan bersama timnya saat ini, yakni Repsol Honda.
Seperti diketahui, masa depan Pedrosa bersama Repsol memang sempat dispekulasikan keberadaannya. Terlebih, muncul rumor bahwa tim pabrikan asal Jepang tersebut ingin memboyong rider Suzuki, Maverick Vinales, sebagai pendamping Marc Marquez di musim depan.
“Saya akui memang sempat ada komunikasi dengan tim KTM di beberapa waktu lalu. Mereka menawarkan sesuatu yang sebenarnya sangat sulit untuk saya tolak,” ucap Pedrosa, seperti dilansir La Gazzeta dello Sport, Sabtu (31/10/2015).
“Akan tetapi, saya memiliki perjalanan karier yang luar biasa bersama Repsol Honda, dan saya ingin hal itu berlangsung lebih lama lagi,” lanjut pemilik julukan The Little Spaniard tersebut.
“Terlebih, saya masih memiliki target yang belum tercapai hingga saat ini, dan tahun depan merupakan peluang terbesar saya. Jadi, saya memastikan akan tetap berada di sini pada tahun depan,” tutup rider berkebangsaan Spanyol itu.

Dukungan Sang Kekasih untuk Rossi

Oktober 30, 2015 0

SELANGOR – Tak henti-hentinya dukungan untuk rider Movistar Yamaha, Valentino Rossi, mengalir. Kali ini kekasih pembalap yang memiliki nomor 46 tersebut, Linda Morselli, memberikan dukungannya melalui sosial media Instagram.
Seperti dikutip dari laman Instagram @lalindaa, Sabtu (31/10/2015), wanita cantik berusia 27 tahun tersebut memposting foto dua tangan yang saling berpegangan. Dalam keterangan fotonya ia menyertakan tulisan beserta hashtag #iostoconovale (io sto con Vale) atau dalam bahasa Indonesia “Saya Bersama Anda, Vale”
“dan kemudian segalanya runtuh, namun Anda harus tahu bagaimana bangkit dan “mengejar” mimpi mereka. Kami percaya sekali. #iostoconvale,” tulis Morselli.
Dukungan dari sang kekasih yang tengah dikabarkan hamil tersebut bisa jadi suntikan moral ekstra untuk Rossi. Sebab, pada race pamungkas di Valencia, The Doctor akan memulai balap dari posisi buncit.
Belum tertutup kemungkinan memang Rossi akan bangkit dan menjadi juara dunia. Jika rekan setimnya, Jorge Lorenzo, gagal finis maka Vale – sapaan akrab Rossi – otomatis akan menjadi juara meski tak menempati posisi dua sebagai syarat minimal untuk meraih gelar musim ini.

Petisi Pencabutan Penalti Rossi Tembus 500 Ribu

Oktober 30, 2015 0

SELANGOR – Sehari setelah balapan di Sirkuit Sepang, Malaysia, petisi untuk mendukung pencabutan sanksi terhadap Valentino Rossi muncul. Hingga kini, dukungan yang mengalir untuk mencabut sanksi tersebut sudah menembus lebih dari 500 ribu.
Seperti dikutip dari laman Change, Sabtu (31/10/2015), apa yang jadi perhatian utama mereka yakni penalty yang diberikan kepada The Doctor yang dinilai berlebihan. Menurut mereka, seharusnya Marc Marquez, yang melakukan manuver berbahaya padarace, juga dikenai hukuman.
Selain itu, mereka juga menilai Rossi sama sekali tak melakukan tendangan yang disengaja ke Marquez. Justru, pembala Repsol Honda itu lah yang terlebih dulu menyenggol tuas rem Rossi sehingga kakinya mengenai tuas rem milik Marc.
Tak mengherankan jika petisi tersebut menyedot banyak perhatian dan dukungan. Sebab, tiga penalti poin yang diberikan Race Direction kepada Rossi membuatnya harus memulai balapan di Grand Prix Valencia dari posisi paling buncit.
Hal itu jelas merugikan pembalap berusia 36 tahun itu. Bahkan Rossi mengaku bahwa peluangnya untuk menjadi juara dunia musnah sudah akibat keputusan Race Directiontersebut. Minimal, Rossi harus finis di posisi kedua demi mengamankan gelar, atau jika Jorge Lorenzo tak dapat menyelesaikan balap.

Tanggapan Legenda MotoGP soal Insiden Tendangan Rossi

Oktober 29, 2015 0

Insiden yang melibatkan Valentino Rossi dan Marc Marquez tak henti-hentinya mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak. Kali ini giliran mantan pembalap MotoGP Randy Mamola.
Pria asal Amerika Serikat tersebut menilai frustrasinya Rossi saat menghadapi Marquez di Sirkuit Sepang wajar terjadi. Hal itu disebabkan karena dugaannya kepada Marc yang bersekongkol dengan Jorge Lorenzo untuk menggagalkannya menjadi juara dunia.
Hal itu semakin dipertegas di sesi kualifikasi. Marquez seolah membuntuti Rossi pada saat itu, diduga apa yang dilakukan Marquez untuk mengganggu konsentrasi juara dunia sembilan kali. Otomatis The Doctor merasa tak nyaman dan berulang kali melihat ke arah The Baby Alien pada saat itu.
“Tentu saja Valentino sangat marah karena dia meyakini Marc bersekongkol dengan Jorge untuk membantunya menjadi juara dunia. Apalagi, tensi sudah memanas di antara keduanya sejak Kamis,” terang Mamola mengutip Speedweek, Kamis (29/10/2015).
Insiden tersebut membuat Rossi diganjar hukuman tiga poin penalti yang membuat total poin penaltinya menjadi empat. Pada seri Valencia akhir pekan ini, Rossi akan memulai balap dari posisi paling belakang.

Sentuh Garis Finis di Valencia, Rossi Bisa Jadi Juara MotoGP 2015

Oktober 28, 2015 0

Peluang Rossi belum tertutup di GP Valencia. Hanya dengan menyentuh garis finis dan dalam kondisi tertentu Rossi bisa jadi juara dunia MotoGP 2015/Ist

Walau harus start dari posisi belakang di GP Valencia tidak menutup peluang Valentino Rossi akan merengkuh gelar juara dunia MotoGP 2015. Bahkan dalam hitung-hitungan di atas kertas, Rossi bisa merengkuh gelar kedelapannya di kelas premium dengan hanya menyentuh garis akhir.

Rossi sendiri sempat berniat tak tampil di seri terakhir MotoGP. Ia merasa peluangnya sudah tertutup menyusul sanksi yang diberikan Race Direction menyusul insiden dengan Marc Marquez di Sepang, Malaysia.

Namun dengan mental sebagai petarung, The Doctor sudah menegaskan lewat akun twitternya kalau ia siap meladeni Jorge Lorenzo dan Marquez. Dukungan yang diberikan pendukung di seluruh dunia dan pemerintah Italia telah membangkitkan motivasinya untuk menuntaskan seri 2015.

Bicara peluang, Foxsport, Rabu (28/10/2015), mencoba mengutak-atik peluang. Hasilnya, Rossi bisa merebut gelar juara dunia dari Marquez dengan catatan seperti ini:
- Rossi bisa jadi juara dunia kalau finis di posisi kedua, walaupun Lorenzo menjadi juara di GP Valencia.
- Rossi bisa jadi juara dunia kalau finis di posisi ketiga dan Lorenzo meraih posisi kedua.
- Rossi bisa jadi juara dunia kalau finis di posisi keenam dan Lorenzo ada di posisi ketiga.
- Rossi bisa jadi juara dunia kalau finis di posisi sembilan dan Lorenzo masuk finis di posisi keempat.
- Rossi bisa jadi juara dunia kalau finis di posisi ke-11 dan Lorenzo ada posisi kelima.
- Rossi bisa jadi juara dunia kalau finis di posisi ke-12 dan Lorenzo menyentuh garis finis di posisi keenam.
- Rossi bisa jadi juara dunia kalau finis di posisi ke-13 dan Lorenzo ada masuk finis di peringkat ketujuh.
- Rossi bisa jadi juara dunia kalau finis di posisi ke-14 dan Lorenzo ada di peringkat kedelapan.
- Rossi bisa jadi juara dunia kalau finis di posisi ke-15 dan Lorenzo masuk garis finis di peringkat kesembilan.
- Rossi bisa jadi juara tak terbantahkan hanya dengan menyentuh garis finis dan Lorenzo ada di posisi kesepuluh atau tidak masuk finis sama sekali.

Daftar raihan poin masuk finis pembalap MotoGP
Finis urutan 1 poin 25
Finis urutan 2 poin 20
Finis urutan 3 poin 16
Finis urutan 4 poin 13
Finis urutan 5 poin 11
Finis urutan 6 poin 10
Finis urutan 7 poin 9
Finis urutan 8 poin 8
Finis urutan 9 poin 7
Finis urutan 10 poin 6
Finis urutan 11 poin 5
Finis urutan 12 poin 4
Finis urutan 13 poin 3
Finis urutan 14 poin 2
Finis urutan 15 poin 1

x

Entri yang Diunggulkan

my favourite interior trends this season